Selasa, 16 September 2014

Papua provinsi di ujung timur Indonesia yang tadinya bernama Irian Jaya, adalah wilayah yang dikarunia Tuhan dengan limpahan kekayaan alam yang sangat sulit dicari bandingannya dengan wilayah lainnya. Wilayah yang luas yang saat ini terbagi menjadi 2 (dua) provinsi yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ini menyimpan kekayaan yang tersimpan di dalam perut bumi nya dan di atas permukaan tanahnya. Yang bila digali dan diberdayakan akan menjamin kesejahteraan bagi rakyat Papua pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.


Namun yang terjadi saat ini adalah hal yang memiriskan, masih jelas diinagatan kita kasus kelaparan di Kabupaten Yahukimo yang menelan korban jiwa bebarapa tahun lalu. Miris karena di wilayah yang kaya akan sumber daya alam bisa mati kelaparan. Begitu juga dengan kehidupan rakyat papua saat ini, sangat jauh bila kita bandingkan dengan tetangga mereka sesama Warga Negara Indonesia. Mereka kebanyakan masih dikategorikan miskin, tidak tau dimana salahnya. Sejak dahulu sampai sekarang bila kita berbicara tentang Papua maka identik dengan keterbelakangan. Apakah ini Pembiaran agar bisa terus menguasai kekayaan Tanah Papua atau ketidak mampuan Pemerintah Daerah ataupun Pemerintah Pusat?.
Sudah 12 tahun Dana Otonomi Khusus Papua digelontorkan Pemerintah Pusat untuk Tanah Papua, namun hingga saat ini bisa kita lihat Papua masih tetap jauh tertinggal dengan wilayah lainnya di Indonesia. Rp 40,5 Triliun total Dana Otonomi Khusus Papua yang dibagi untuk Papua Rp 33 T dan Papua Barat Rp 7,5 T yang diberikan sejak tahun 2001. Namun tidak semua Rakyat Papua bisa menikmatinya, toh hingga hari ini segala sesuatunya sangat mahal di Papua apalagi untuk daerah pedalaman. Mungkin ada yang salah dengan Pemerintah daerahnya, karena berdasarkan hasil temuan BPK dalam audit investigasi penggunaan dana otsus Papua untuk periode 2002 – 2010 ditemukan penyimpangan sebesar Rp 4,28 triliun yang sebagian terindikasi korupsi. Jadi bisa saja para pejabat daerah yang menikmati diatas kesusahan dan penderitaan rakyat Papua.
Program Rencana Strategis Pembangunan kampung (Respek) juga telah dijalankan di Papua sejak tahun 2007 masa Pemerintahan Gubernur Barnabas Suebu. Program untuk pengentasan kemiskinan di Tanah Papua ini juga terasa kurang menunjukkan hasil karena besaran Rp 100 juta untuk wilayah Papua yang segala sesuatunya itu mahal bisa digunakan untuk apa?.
 Tanah Sorga Papua ini kaya akan Minyak, gas dan mineral yang bila dimanfaatkan dengan benar bisa menjadikan rakyat Papua tidak terbelakang seperti saat ini. Freeport setiap hari mengeruk kekayaan bumi Papua, tambang Grasberg yang berdasarkan hasil produksi tahun 2008 dapat memproduksi 14,58 Ton Emas per harinya dan 55 Ton Perak perharinya serta 14.297,75 Ton Tembaga perharinya. Sungguh besar kekayaan yang dikeruk dari tanah Papua, namun itu tidak bisa dinikmati oleh rakyat Papua, karena dengan Pipa besar dan kuat hasil bumi papua disalurkan ke pelabuhan  untuk dibawa ke Amerika. Papua sebagai pemili lahan hanya memperoleh manfaat yang sedikit dengan pengurasan kekayaan alam oleh Freeport, bahkan Indonesia sebagai Negara yang memilikinya juga hanya bisa mengelus dada karena hanya bisa mengandalkan pendapatan pajak Freeport, karena kepemilikan akan hasil tambang oleh Freeport sangat kecil sekali.
 Semoga Renegosiasi Kontrak Freeport yang  diajukan Pemrov Papua dengan usulan 17 poin dapat terwujud, agar Freeport tidak hanya menguras harta warisan rakyat Papua. Namun bertanggung jawab juga keterlibatan mereka dalam membangun infrastruktur di Papua. Sehingga Tanah Papua semakin cepat kelua dari keterisoliran dan keterbelakangan. Pemerintah Pusat juga diharapkan dapat mendorong dan membantu Pemprov Papua untuk menggolkan Renegosiasi Kontrak ini. Warna kulit dan rambut yang boleh beda, seperti kutipan lirik lagu “Hitam Kulitku Keriting Rambutku Aku Papua” namun mereka juga sama seperti warga Indonesia yang lain harus menikmati kemajuan dan pemerataan pembangunan dan pendidikan

Pada dasarnya manusia dilahirkan ke dunia

Pada dasarnya manusia dilahirkan ke dunia ini sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Sebagai mahkluk sosial maka manusia membutuhkan hubungan dengan orang lain. Dalam tahap berhubungan dengan orang lain inilah yang dikatakan sebagai interaksi sosial. Dengan demikian interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok dan hubungan antara kelompok dengan kelompok.
Soekanto (2002:45-47) menyatakan bahwa hubungan sosial dipergunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana dua orang atau lebih terlibat. Proses sosial tersebut terjadi berdasarkan tingkah laku para pihak yang masing-masing memperhitungkan perilaku pihak lain dengan cara yang mengandung arti bagi masing-masing pihak/individu. Hubungan itu juga terjadi pada organisasi-organisasi sosial seperti negara, gereja, asosiasi perkawinan dan sebagainya. Karena itu, hubungan sosial bersifat transitor atau mempunyai derajat kesetaraan yang berbeda.
Dari pemahaman diatas dapat dilihat betapa rumitnya hubungan sosial, bila harus kita dalami. Individu dalam berinteraksi pasti mempunyai “kepentingan” itulah sebabnya dalam hubungan sosial sering muncul konflik atau ketidak-cocokan satu dengan yang lain, hal ini biasanya diawali dengan prasangka terhadap orang lain karena keinginan seseorang tidak direspon dengan baik oleh teman atau orang yang berhubungan dengannya. Bila hal ini terjadi maka akan terjadi kerenggangan hubungan bahkan mungkin terputusnya hubungan sosial. Terjadinya suatu prasangka dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain juga sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi diantara mereka. Seperti yang dikatakan oleh Mar’at (1981: 64) “sejauh mana perbedaan yang terdapat dari pesan yang disampaikan dengan yang sudah dimiliki oleh target: yaitu ketidak sesuaian makin besar maka semakin besar pula pengaruhnya”.
Prasangka sosial merupakan sikap (perasaan) orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan, yang berlainan dengan golongan orang yang berprasangka itu. Hal ini terdiri atas attitude-attitude sosial yang negatif terhadap golongan lain dan memengaruhi tingkah lakunya. Prasangka pada tahap ini hanya besifat perasaan negatif dan lambat laun menyatakan diri dalam tindakan-tindakan diskriminatif terhadap orang-orang yang termasuk dalam golongan yang diprasangka itu. Terkadang tanpa alasan-alasan objektif, si pemersangka kemudian bertindak membentuk wacana dominan yang mendiskriminasi kelompok orang yang kurang/tidak disukainya.
Tulisan ini merupkan selayang pandang dalam merefleksikan pandangan masyarakat “luar” terhadap kehidupan masyarakat pada kawasan Timur Indonesia (khususnya Papua). Dimana masyarakat Papua, tanpa bermaksud untuk mendiskreditkan, telah dikenal masyarakat luas sebagai yang “terbelakang”, karena sikapnya yang keras, tidak/kurang rasional, kurang berpendidikan dan belum berkembang. Namun padangan-pandangan seperti itu tentunya tidak seluruhnya benar.
Papua Sebagai Bagian dari Negara Indonesia
Kawasan paling timur di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Pulau Papua. Daerah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) khususnya Papua yang sangat kaya akan sumber daya alam ini ternyata terlupakan dalam hal pembangunan. Seperti yang dikatakan Basuebu, mantan Gubernur Irian Jaya / Papua “… dilihat dari jumlah pembangunan, propinsi ini dijuluki sebagai tanah yang terlupakan … Irian merupakan aset Nasional yang agak terbengkalai pembangunannya sekaligus sebagai alat simpanan masa depan dari bangsa ini…” (P.M. Laksono, dkk 1998: 14). Daerah Papua yang kaya akan sember daya alam dengan jumlah penduduk yang relatif kecil ternyata masih hidup dalam garis kemiskinan di atas kekayaan alamnya.
Kekacauan sistem politk, dan sistem ekonomi (pembangunan) di negara ini telah mengakibatkat sebagian daerah khususnya pada Kawasan Indonesia bagian Timur mengalamai ketertinggalan disegala bidang. Sistem ekonomi yang berorientasi pertumbuhan dan mengejar pendapatan perkapita mengakibatkan pembangunan soasial (manusia) menjadi terabaikan. Karena itu, mereka yang mendiami Kawasan Indonesia bagian Barat dengan mudah memberikan penilaian bahwa orang Papua itu kasar, bodoh, hitam, kanibal atau secara umum tertinggal. Jika sudah demikian, maka makna “keadaban manusia” telah terkebiri. Sistem ekonomi dan politik yang salah urus ini telah melahirkan resistensi dari sebagian orang Papua yang dikenal dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), namun anehnya pemerintah malah menuduhnya sebagai tindakan makar dan harus “didekati” dengan kekuatan militer.
Kekuasaan simbolik yang terbaca dalam konsep “dari Sabang sampai Merauke” digunakan untuk menunjukan keseragaman ingatan, pikiran dan kehendak yang memberikan imajinasi tentang pemerataan hasil pembangunan. Namun, fakta berbicara lain. Karena pembangunan nyatanya tidak pernah merata. Ketidak-merataan pembangunan itulah yang mengakibatkan kita hanya akan ‘berjalan’ dari Miangas sampai ke Pulau Rote – minus si bungsu (Timor-Timur) yang telah menjadi anak tunggal NKRI, yang dengan bangga memproklamirkan negara Timor Leste. Jika tidak berlebihan mungkin harus diakui bahwa itulah keberhasilan gemilang dari program pembangunan berwatak kapitalis yang mencederai kearifan lokal masing-masing daerah, karena cirinya yang top down.
Kebudayaan (kearifan lokalnya) orang Papua yang diekspose dengan bermacam cara lewat media, telah menciptakan imajinasi dari mereka yang melihat dan membaca sehingga langsung berprasangka negatif terhadapnya. Sebagai contoh, ‘bentrok antar kelompok’ atau ‘antar warga’ diberitakan menjadi perang suku – yang terminologinya adalah rasialis. Padahal bentrokan yang terkadang terjadi di Papua itu sama saja dengan tawuran-tawuran atau bentrokan yang terjadi pada setiap daerah lain. Terminologi ‘perang suku’ yang digunakan oleh media televisi adalah bermakna rasialis. Hal senada diungkapkan oleh Alfian Pakadang (kontributor Metro TV di Timika) bahwa “itu kesaahan redaksi. Saya tidak memakai istilah perang suku. Ini ketidaktahuan mereka, saya sudah jelaskan bahwa ini bukan perang suku. Ini gabungan-gabungan orang”. Pakadang sendiri tidak mengerti mengapa redaksi Metro masih saja menggunakan terminologi perang suku yang menurutnya sarat rasialis itu. (Cermin Papua, No. 2 Tahun I Februari 2011).
Kesemrautan sistem politik, ekonomi, dan tidak memadainya sarana-prasarana komunikasi dan transportasi dibanding dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI), ditambah lagi dengan ketidakpahaman para redaktur media telah membentuk opini publik yang juga salah kaprah dengan penialan bahwa orang Papua itu kasar, bodoh, keras kepala, pembuat onar, terbelakang, tertinggal dan primitif. Kesalahan dalam menerjemahkan pesan seperti yang diungkapkan Alfian Pakareng di atas, berdampak pada pemerekayasaan pemahaman dan penafsiran yang keliru, atau sengaja dibuat keliru agar masyarakat tetap berprasangka buruk terhadap KTI, khususnya Papua seperti terurai di atas.
Karena salah menginterpretasi fakta sosial, sehingga prasangka masyarakat di luar Papua membenarkan bahwa Papua adalah hanya merupakan bagian dari bisnis KBI atau bahkan sampai hanya sekedar praktek iklan untuk menjual salah satu produk mie instan misalnya. Anehnya, ketika masyarakat Papua menuntut untuk “berdiri sendiri” di luar geopolitik NKRI, Jakarta beramai-ramai menolak, bahkan dengan sedikit genit menawarkan proyek Otonomi Kusus (Otsus), yang faktanya tidak berhasil menyelesaikan permasalahan. Ketidakmampuan pusat dalam mengelola (membangun) daerah itu, berujung pada politik adu domba dengan memecah belah daerah ini menjadi dua propinsi, yakni Papua dan Papua Barat. Sampai kapan sandiwara politik atau politik sandiwara ini akan berakhir? Hanya Tuhan dan Dortheys Hiyo Eluay yang tahu.
Memahami Prasangka
A.M. Rose dalam brosur unesco, the roots of prejudice 1951, mengungkapkan bahwa prasangka sosial digunakan untuk mengeksploitasi golongan-golongan lainnya, demi kemajuan perseorangan atau golongan sendiri. Baginya prasangka sosial disebabkan oleh faktor-faktor ekstern pribadi orang tapi terdapat pula beberapa faktor intern dari pribadi orang yang mempermudah terbentuknya prasangka sosial padanya. Pribadi yang mempermudah bertahannya prasangka sosial pada padanya, antara lain pada orang yang berarti tidak tolerans, kurang mengenal akan dirinya sendir, kurang berdaya cipta, tidak merasa aman, dan memupuk khayalan-khayalan agresif, (Rose dalam W A Gerungan, 1996: 174-176).
Hal ini berarti prasangka adalah dugaan-dugaan yang memiliki nilai negatif, namun dapat pula ini bersifat positif, tergantung pada orang yang menginterpretasikan suatu fenomena dan berprasangka. Namun untuk menertibkan arti terhadap suatu dugaan akan terlihat pada umumnya mengarah pada penilaian yang negatif. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal bahwa orang akan menilai / berprasangka negatif ketiak melihat suatu etnik (Papua) yang masih menggunakan berpakaian daerah (koteka) maka akan muncul prasangka negatif bahwa orang Papua tidak menghargai pakaian modern, tidak berpendidikan, tidak sopan dan dapat mungkin dikatakan kanibal serta ditertawakan. Tapi orang atau kelompok luar tersebut tidak melihat bahwa itu adalah budaya dan ciri khas atau identitas orang Papua yang perlu dipertahankan dan dilestarikan.
G.W. Allport mengatakan bahwa prasangka bersifat “Thinking ill of the others”, terlihat didalamnya peranan-peranan negatif misalnya penghinaan, ketidaksukaan, kebencian yang semuanya menunjuk pada sikap antipati (dalam Mar’at, 1981:117). Bila dikaikan dengan definisi prasangaka, maka dapat dikatakan sumber dari prasangka adalah pendapat masyarakat yang tidak berdasarkan pengalaman, sangat subjektif dan terburu-buru, diputuskan dan dijadikan konsep sebagai suatu persepsi sosial yang kita percayai sepenuhnya.
Prasangka Terhadap Orang Papua
Hubert Bonner membagi tiga sumber terbentuknya prasangka yakni historical knowladge, data etnologi dan social learning, (dalam Mar’at 1981: 117-118). Yang disebut pertama adalah sebagai contoh prasangka antipati dari orang kulit putih terhadap orang negro, merupakan sumber prasangka melalui prasejarah sekitar 300 tahun lalu. Hal itu dirasakan jelas untuk memperbandingkan keadaan di Indonesia. Kata sakti dari Sabang sampai Merauke yang memperkenalkan masyarakat Indonesia adalah yang berwarna kulit sawu matang. Kenyataanya, tengoklah daerah KTI khususnya Papua, perbedaan yang cukup mencolok adalah dari warna kulit. Memang hal ini tidak dipermasalahkan oleh Sukarno ketika dengan gigihnya berusaha memasukan Irian Barat (Papua) ke dalam geopolitik Indonesia. Namun bila di dalami fakta sejarahnya sampai dengan hari ini, masih saja ada prasangka dari kelompok KBI yang melihat orang Papua sebagai orang ‘lain’.
Majalah Cermin Papua Edisi Februari 2011, memuat sebuah kisah (tindakan) sangat tidak terpuji yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang menulis distatus fecebook-nya pada 3 Mei 2010 bahwa“Dasar orang Papua, biasanya tarkam, pake otot bukan pake otak maen bolanya, ga sekolah, bodo2 semua, uda itam idup lai. Sialan lu Papua”!. Tulisan ini dibuat karena kekesalannya melihat klub sepakbola Persib Bandung ditaklukan oleh Persipura Port Numbay. Tindakan itu menyulut protes keras dari Ikatan Mahasiswa Papua di Bandung, hasilnya mahasiswa tersebut dikenakan sanksi skors tiga semester. Menarik dicermati tulisan pada salah satu poster yang dibawah oleh Mahassiwa Papua dalam aksinya, yakni “Selama Anak-Anak Kandung Pertiwi Masih Rasis, Selama Itu Pula Bumi Pertiwi Indonesia Berjalan Ditempat”. Tulisan ini bagi saya adalah ungkapan kesadaran yang tinggi tentang nilai kemanusiaan dan persatuan – Pancasila – ungkapan itu harusnya menjadi cambuk bagi semua orang yang mengaku diri warga negara Indonesia, terutama para elit untuk bercermin dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Kalau yang mahasiswa saja sudah bertindak demikian jauh dengan tidak menghargai HAM bagaimana yang bukan ‘maha’?
Dari keadaan diatas ditambah lagi dengan pembangunan yang tidak pernah dipikirkan untuk daerah ini, transportasi dan komunkasi yang sulit membuat Papua seperti “dianak tirikan”. R C. Bone pernah mengatakan “… daerah ini adalah daerah yang terlupakan, yang hanya berguna sebagai benteng terhadap gangguan asing, sebagai tempat untuk tamasya, atau untuk hukuman tugas bagi pegawai sipil yang melanggar disiplin” (dalam P.M. laksono dkk, 1998:14).
Sumber prasangka yang kedua dari Hubert adalah data etnologi, perasaan etnosentrisme dan isolasi kebudayaan. In group merasa di luar dan menutup kontak dengan dunia luar sehingga terbentuklah kelompok sentimen dan menentukan kekompakan sosial yang disertai dengan norma-norma loyalitas terhadap kelompoknya sendiri. Orang luar dianggap sebagai yang dapat membahayakan.
Sumber prasangka ini dapat pula digunakan untuk melihat masyarakat Papua dengan orang luar. Hanya saja dalam sumber ini, prasangka terjadi pada dua kelompok tergantung dari sisi mana kita menilai. Pertama dari sisi masyarakat Papua akan menutup diri terhadap masyarakat “luar” sebab bagi mereka orang luar yang masuk akan merusak “dunia” mereka. Asumsi ini misalnya nyata ketika bergulirnya kebijakan otsus, wacana yang muncul kepermukaan adalah masalah putra daerah –walaupun wacana ini tidak dimonopoli oleh Papua, karena hampir semua daerah otonomi menerapkan kebijakan (putra daerah) yang tidak ‘seksi’ ini.
Kedua, masyarakat yang bukan Papua akan berprasangka negatf terhadap orang Papua ini “karena mendengar ceritra atau membaca teks (dengan tambah kurangnya) tentang hal-hal yang dirasakan menjijikan dan tidak biasa. Misalnya suku Biak-Numfor yang dalam ritual K’bor biasa mencampur darah dari sayatan kulit alat kelamin anak laki laki dengan makanan, lalu campuran itu dibagi-bagikan kepada kerabat perempuannya untuk dimakan” (P.M. Laksono, 1998). Prasangka ini bisa muncul karena makna dari ritual tersebut tidak kita ketahui.
Namun bagi orang suku Asmat yang sangat menghargai persetubuhan seksual, misalnya dalam seni patung mereka, alat kelamin tentu menjadi suatu simbol yang efektif, komunikatif, dan operatif ketika harus menghadapi kenyataan hidup sehari-hari mereka. Namun orang lain mugkin akan tetap berprasangka negatif karena mengintrpretasikan perbuatan kelompok ini sebagai sesuatu yang “kotor dan menjijikan”. Persetubuhan yang sangat dihargai itu ternyata dirusak oleh orang-orang pendatang sehingga menimbulkan penyakit yang mematikan seperti, termuat dalam surat kabar harian terbitan Yogya (Bernas 17 November 1996) yang memuat judul “Jeritan AIDS dari Merauke”. Berita itu lebih memperkuat lagi prasangka orang luar bahwa praktek seksual yang dilakukan ternyata kotor, dan hal ini tentunya akan menurunkan nilai suatu budaya.
Hal lain yang terjadi adalah dengan adanya beragam benda keramat dan upacara khas yang dimiliki suku-suku di Papua, selama ini hanya dikaji dan dimanfaatkan “nilai tambahnya” oleh masyarakat modern yang terlanjur akrab dengan ekonomi uang, politik birokrasi, peperangan bersenjata otomatis dan penghajaran moral agama puritan, sehingga menambah deretan prasangka negatif dari masyarakat luar dengan menganggap masyarakat Papua adalah orang yang terbelakang, bodoh dan kurang berpendidikan serta belum berkembang dan masih sangat primitif karena tidak dapat mempertahankan apa yang dimilikinya ketika disalahgunakan oleh orang lain.
Sumber prasangka ketiga adalah social learning. Sumber prasangka ini dapat dipelajari melalui penghayatan dan bentuk generalisasi terhadap kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya belum terbukti sepenuhnya. Sejak kecil akan ditanamkan terhadap suatu sentimen yang akhirnya merupakan konsep prasangka tertentu, misalnya terhadap etnic

group. Hal ini dapat saja terjadi pada saat ini, seorang anak ataupun pemuda tidak suka bergaul atau berteman dengan orang Papua, lebih lagi masyarakat KBI khususnya orang Jawa yang tinggal dan besar ditanah kelahirannya. Kenyataan itu dapat terjadi sebab budaya yang dimiliki kedua daerah yang mewakili Sabang dan Merauke itu berbeda. Hal ini menimbulkan persepsi orang Jawa terhadap orang Papua, bahwa mereka bersifat sangat keras kepala, suka berbuat keonaran, suka mabuk dan lain sebagainya (beberapa kasus yang terjadi di Salatiga kiranya memperkuat argumentasi ini). Namun apakah hal itu suatu kebenaran, belum terbukti sepenuhnya.
Masalah ini dapat teramati secara langsung pada salah satu Universitas yang dikenal sebagai Indonesia Mini, ada begitu banyak group etnik, bahkan dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai ke Timor Leste, hadir dalam ruang publik Salatiga. Nuansa pertemanan antar etnik dapat diamati. Mulai dari cara bicara, dialek yang digunakan, sampai pada pola pergaulan mereka setiap hari. Faktanya terdapat group-group atau paguyuban-paguyuban yang suka (dan sudah) membedakan dirinya untuk berinteraksi, dengan group lain. Dalam prestasi belajar juga terdapat perbedaan antara beberapa mahasiswa Papua (tidak bermaksud menggeneralisasi) dan yang bukan. Walaupun sarana yang dipergunakan sama. Khusus untuk hal terakhir ini, memang faktor yang melatarbelakanginya bisa bermacam-macam. Namun, biasanya orang lain beranggapan bahwa orang Papua itu kurang pandai, dll.
Bukan merupakan rahasia umum lagi bahwa masyarakat dunia juga telah berprasangka negatif terhadap Indonesia secara umum karena tidak mampuh membangun daerahnya sendiri, sehingga ada masyarakat seperti KTI pada umumnya dan Papua pada khususnya yang sangat tertinggal, dan ada yang sudah modern (KBI) khususnya daerah Jawa atau pusat (Jakarta). Bukan rahasia pula untuk konsumen turisme atau hal-hal lain yang terkait, sejak beberapa tahun terakhir ini dijual buku dan postcard dengan foto laki-laki dan perempuan Papua yang lengkap dengan pakaian yang masih sangat sederhana. Sangat masuk akal bahwa penonton atau pembeli foto itu (yang juga mempunyai tubuh dan nafsu yang sama) akan “ingat untuk lupa” bahwa dirinya sudah tidak lagi tampil seperti yang “dari Papua” tersebut. Disini pengaruh budaya global yang berorientasi pasar, hedonis dan materialistis, telah mendistorsi berbagai sistem nilai budaya. Kreativitas seni yang semula menjadi wahana mengasah cipta, karsa dan rasa atau sebagai wahana estetika untuk kepuasan batin si pemilik atau sebagai kearifan lokal, kini telah dikomersialisasikan, dijadikan komoditas pasar untuk meraup uang semata.
Tentu saja prasangka imajinatif dari manusia modern membawanya pada suatu kesadaran yaitu betapa majemuknya manusia di dunia ini. Kesimpulannya semua orang hanyalah sesama makhluk ciptaan, yang perlu lahir, kawin, bekerja dan mati. Akan tetapi bukankah justru imajinasi dalam arti tertentu pengetahuan rekaan itulah yang akan meyakinkan setiap manusia modern “bukan KTI” atau “bukan Papua” untuk berani dan mampu mengutarakan kata-kata bahwa akhirnya “kita yang ada di sini sesungguhnya adalah bukan yang sama dengan mereka yang ada di sana”.
OPM: Akibat Pembangunan Yang Tidak Merata
Berbicara keterbelakangan, sebenarnya bukan hanya kasus KTI khususnya Papua yang mengalami hal ini, hampir semua daerah dalam negara ini masih dikatakan terbelakang, sebab hal ini berkaitan dengan pembangunan ekonomi yang salah urus. Bukan hanya keadilan, “pembangunan telah menjadi kata kunci bagi segala hal” –itulah yang diajarkan Orde Baru. Secara umum kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat. Seringkali, kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan material, maka pembangunan sering kali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh sebuah masyarakat di bidang ekonomi, (Arief Budiman, 200:1). Namun karena tulisan ini bertemakan pada daerah Papua dan masyarakatnya maka yang akan dilihat hanyalah daerah ini.
Presiden Soeharto yang berpengalaman membangun Kawasan Indonesia secara modern lebih dari tiga puluh tahun sempat mengatakan bahwa “kalau hanya mencapai keadilan saja, saya katakan mudah, tapi kalau mencapai kemakmuran semua rakyat ini sangat sulit, karena harus membangun, dan ini tidak bisa dilaksanakan sekaligus tapi secara bertahap” (Benas 1 Maret 1997). Akibat terlalu bersemangat dan berhati-hati menjalakan Lima Tahap Pembangunan Ekonomi ala Rostow, maka setahun setelah Soeharto mengatakan hal itu, ia pun diturunkan dengan tidak hati-hati. Selain itu, mungkin karena Papua adalah provinsi yang letaknya paling jauh dari pusat dan berada pada posisi kedua dari terakhir dalam hitungan provinsi-provinsi di negara ini – sebelum Timtim lepas, maka pembangunan yang bertahap menurut Soeharto itu dapat langsung ditebak bahwa Papua adalah daerah yang masuk dalam kategori kedua dari terakhir untuk dibangun. Mungkin karena itu pula, Timor-Timur “berpamitan” karena tidak sanggup menunggu pembangunan yang dalam hitungan ala Orde Baru posisinya setelah Papua.
Gereja mungkin muak dalam melihat keterbelakangan masyarakat Papua ini, karena itu dalam Sidang Raya Persekutuan Gereja-gereja (Protestan) di Indonesia yang diadakan pada tahun 1994 di Jayapura diarahkan pada pembahasan tentang perlunya perubahan pola pikir dari biar miskin asal masuk surga menjadi pentingnya pelipatgandaan talenta untuk dinikmati manusia. Teologi yang dikembangkan bukanlah teologi lazarus yang miskin, melainkan teologi pelipatgandaan talenta” (kompas 19 /11/1994). Tema yang Sidang yang diangkat oleh Gereja ini tentunya bukan tanpa alasan, karena faktanya Papua kaya akan sumber daya alam, tapi rakyatnya miskin –atau sengaja dimiskinkan. Permasalahannya, gereja bukan sebuah lembaga ekonomi yang mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan dan keterbelakangan di Papua, walaupun demikian suara kenabian yang dirintis ini perlu didukung.
Daerah yang kaya akan sumber daya alam ternyata telah terdiskriminasikan, karena warganya hidup di dalam keterbelakangan dan serba kesusahan. Akibat dari ketidakadilan itu, muncullah Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin menggeser imajinasi terhadap apa yang disebut “dari Sabang sampai Merauke” menjadi “dari Sorong sampai Numbay”. Ironisnya, ABRI sebagai wakil dari modernisme harus bertempur melawan gerilyawan OPM yang merupakan produk dari modernisme. Karena itu menjadi jelas jika prasangka teror, ancaman atau keberingasan kaum pribumi yang tradisional, liar, irasional dan “bukan orang sekolahan” menjadi jelas untuk mencirikan masyarakat Papua yang sebanarnya belum terbukti sepenuhnya. (P.M. Laksono, dkk, 1998:19-20). Anehnya lagi organisasi yang mengusung ideologi kebebasan berbasis kearifan lokal (Papua) itu malah diwacanakan sebagai hanya Gerakan Pengacau Keamanan (GPK). Wacana GPK sebenarnya akal-akalan yang dirancang Orde Baru guna menggiring orang Papua bangkit melawan saudaranya sendiri. Atau, kalau mau disamakan maka wacana GPK itu hanya bertujuan “jeruk makan jeruk”.
John R.G Djopari dalam bukunya Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (1993:164) menyatakan bahwa gerakan protes massa rakyat seperti yang dilakukan oleh OPM “dapat terjadi karena integrasi politik di Irian Jaya kurang mantap, Dia bahkan berkesimpulan bahwa panglima ABRI yang mampu mempopulerkan nasionalisme (misalnya, Jend. Acub Zaenal) atau memanfaatkan pendekatan cintakasih kristiani (misal Jend. Meliala Sembiring adalah Jenderal-jenderal ABRI yang terbukti mampu menghasilkan kemantapan. Tema-tema komunikasi politik yang tepat demi program pembangunan – menurut Djopari –adalah ketertinggalan dan keterbelakangan bukan kemiskinan, penderitaan dan tekanan”. Akibat dari kesalahan pendekatan yang digunakan itulah membuat munculnya prasangka negatif terhadap daerah Irian dan masyarakatnya.
Kata Akhir
Kata “sakti” dari Sabang sampai Merauke yang digunakan untuk memperkenalkan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tetap di junjung tinggi, walaupun sekarang kita hanya akan ‘berjalan’ dari Miangas sampai ke Pulau Rote. Untuk itu kalimat ini harus diimplementasikan dalam bentuk pembangunan yang merata agar tidak terjadi diskriminasi yang menimbulkan prasangka negatif dari masyarakat luas terhadap daerah tertentu, (KTI khususnya Papua) yang kurang “tersentuh” sehingga menimbulkan prasangka terbelakang, ketertinggalan, bodoh, irasional, tidak berpendidikan dan sebagainya.
Prasangka akan muncul karena dua sebab yakni faktor eksternal, di mana satu orang atau sekelompok orang kurang diperhatikan dalam satu sistem yang besar (Negara) sehingga memunculkan prasangka negatif dari kelompok lain. Faktor kedua adalah faktor internal yang ada dalam diri seseorang atau kelompok. Proses terbentuknya prasangka ini merupakan prasangka sosial yang memiliki konotasi negara antara mereka mayoritas dan yang minoritas. Dalam hubungan ini dugaan sementara terhadap sesuatu yang membentuk informasi mengenai struktur dari pada argumentasi, perlu didukung data/fakta yang kuat sebelum terjadi suatu prasangka.

Senin, 15 September 2014

Kumpulan Puisi Bencana Alam |

Kumpulan Puisi Bencana Alam |

Puisi Tentang Bencana Alam: Sebuah tragedi atau bencana alam yang terjadi sering membuat kesedihan, tangis airmata, kerugian bahkan kehilangan. Mulai dari bencana gunung meletus, banjir, gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya. Walaupunbencana alam itu tidak disengaja dan tidak direncanakan, tapi terkadang akibat dari perbuatan kita sendiri sebagai manusia yang tempatnya salah dan melupakan.

"Bencana Alam"

Dalam Hangat pelukan mentari.
Diri terbalut mendung keresahan.
Resah bila bumi tak sudi lagi dipijak.
Resah jika laut tak mampu lagi memikul airnya.
Resah jika gunung tak sanggup lagi berdiri tegak.

Air mata ini belum lagi kering.
Puing-puing derita masih tercicir disepanjang jalan.
Terdengar lagi jeritan saudaraku disana.
Terdengar lagi jeritan teman-temanku disana.
Terdengar lagi jeritan para sahabat-sahabatku disana.
Bencana, bencana dan bencana...

Tak henti-hentinya menggoreskan duka.
Apakah ini suatu cobaan?
Ataupun Peringatan?
Ataukah azab Tuhan?
Fikirkanlah..
Renungkan lah..
Dan bertaubatlah selagi mentari pagi masih memanancar sinarnya..

By: roby darak telenggen )

***
"Gempa Bumi dan Tsunami"

Diantara malam yang menyelimuti.
Tenang dan damai terasa hati.
Namun hati kembali tergugah.
Mendengar negara Turki seakan musnah..

Goncangan 7,1 skala richter terjadi.
Sekian detik saja menyertai.
Namun lihatlah dampaknya.
Kerusakan dan kematian dimana-mana..

Kita tentu juga ingat beberapa bulan lalu.
Saat Jepang terkena bencana yang menyerbu..
Negara yang membanggakan kesiapannya.
Rata diguncang sekian menit saja..

Bumi kita memang seakan diam.
Namun menyimpan amarah yang terpendam.
Disaat dosa menumpuk diatasnya.
Alam bergerak selaksa murka..
Hanya beberapa menit saja.
Semua tak akan bisa lari dari hukuman-Nya..

Gempa yang mengguncang.
Dari gunung ditengah lautan.
Saat lingkup hati menjadi gamang.
Tsunami mengincar ketenangan..
Pertanda alam yang sudah renta.
Atau kita yang kian menumpuk dosa.
Mengihtiarkan jalan amanah Tuhan.
Namun tetap Saja tergoda rayuan syetan..

Lantas apa yang akan terjadi.
Jika gempa bumi meratakan negri.
Siapkah kita menghadapinya.
Atau lari dari kenyataan yang ada..

Sadari wahai kawan.
Bumi ini adalah kepunyaan Tuhan.
Yang dititipkan kepada kita manusia.
Untuk mewariskan pada generasi selanjutnya..

On: Facebook Pages

***
"Banjir Lagi.."

Lihatlah kami disini.
Berteman banjir setiap hari.
Berjalan menuju tempat pengungsian.
Mencari tempat perlindungan..

Lihatlah generasi muda bangsa.
Yang berteman banjir kesekolahnya.
Menggenangi beranda dunia.
Tapi mereka tetap merintis mimpi dunia..

Anak-anak SD yang tiada tahu apa-apa.
Akan kerakusan para pemilik kuasa.
Membabat hutan dengan jumawa.
Tertawa ditempat istananya..

Namun roda ekonomi terus berlari.
Tiada perduli akan kebanjiran ini.
Dan tetap berteman genangan air.
Dari terbit fajar hingga mentari berakhir..

Salah siapa ini terjadi.?
Para pemilir disana terus berkata.
Banjir menyebabkan kita merugi.
Sambil duduk tenang ditempat hangatnya..

Uluran tangan para penderma.
Terasa kurang dan tiada merata.
Dan pemerintah hanya berusaha.
Namun banjir tahunan tetap melanda..

Banjir yang merugikan.
Genangan air yang menyengsarakan.
Namun langkah kaki manusia.
Tetap terperosok di jalan yang sama..
Berfikir kembali dan terdiam.
Aku termangu dalam kelam..

On: Facebook Pages

***
"Situ Gintung"

Tujuh puluh sembilan tahun silam.
Engkau diciptakan oleh penguasamu.
Untuk mensejahterakan, lewat airmu.
Kini..
Engaku telah rusak.
Wajah ayumu nan sirna.
Engkau dijajah.
Dipaksa untuk muram.
Airmatamu tak kuasa kau bendung.
Murkamu kau tumpahkan pada orang yang tak berdosa..

Situ Gintung, taukah kamu..
Kau marah pada orang yang salah.
Kau murka pada orang yang tak berdosa.
walaupun aku tau itu hanya peringatanmu.
Kemurkaan dan keangkaraan manusia..

Situ Gintung, aku tau kau murka.
Karena Tuan-tuanmu hanya memikirkan kampanye.
Tuan-tuanmu hanya memikirkan kursi-kursi yang empuk.
Hingga tak memperhatikanmu..

Situ Gintung.. 
Pikirkan tindakanmu itu.
Sawah ladang yang kau airi telah tumbuh menjadi gedung nan tinggi.
Kini..
Kau luluh lantakkan dengan murkamu.
Puaskan dirimu situ gintung..

Sekarang kau manja. 
Kau senyum-senyum, kau suka, kau puas..
Setiap umat di seluruh dunia memperhatikanmu.
Melirikmu, menyapamu, memanjakanmu..
Bahkan Presiden dan para mentrinya menyambangimu..

Semua orang ingin menengokmu, kecuali aku..
Karena aku tau.
Kau hanya SITU GINTUNG.
Sebuah bendungan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia.
Dan wajar kalau dirusak pula oleh tangan-tangan manusia..
Cuma menyesal Tung Gintung..
Kenapa orang-orang tak berdosa menjadi korbanmu..??


kumpulan puisi

yogyakarta pantai kritis

kumpulan puisi


Aku hanya bisa terdiam, saat melihatmu pergi dan melupakan segalanya.
Aku hanya bisa tersenyum, saat melihatmu bahagia, menemukan penggantiku.
Aku hanya bisa tertawa, saat mengingat semua kenangan yg dulu kita lalui.
Aku hanya bisa menangis, saat kuingat kau tak lagi disampingku.
Aku hanya bisa bermimpi, suatu saat Tuhan kan mempertemukan kita kembali di masa depan:)
Dulu kau slalu bilang "aq cinta kamu,aq sayang kamu !!
Ternyata kata itu cuma dari mulutmu saja bukan dari hatimu
kenapa dulu kau mengatakan itu apakah supaya kamu bisa menyakiti hatiku ?"
dulu,hari berganti minggu minggu berganti bulan pada setiap itulah kau memberi kasih sayang dan cinta palsu padaku
andaikan kau tau cinta memang bisa dipermainkan
tapi perasaan yang akan tersakiti ;(
Sekian lama aku mencintaimu,Menyayangimu,Inikah balasan untuku,Yg selama ini qu begituu setia sama kmu
qu tau qu gk sempurna,Qu gk bisa ksih apa yg kmu mau,tpi qu sadar klw qu bisa lihat kebahagiaan kmu ada di cwek itu,qu gk pernah lihat kamu sebahagia iitu ketika kmu sama qu,Tpi ketika sama dia terpancar kbahagiaan dri wjahmu..
Qu rela klw kmu lebih pilih dia tpi satu hal yg bisa qu ucapkan untukmu
di belahan dunia manapun dan smpe kpanpun gk akan pernah qu hapus cinta ini untukmu.
-Bila ini rasamu....

Bila ini rasamu, rasa yang begemuruh di jiwaku... rasa tentang cintaku.

Bila ini rasamu, maka engkau kan tahu... betapa aku mencintaimu, betapa aku menginginkanmu....

Bila ini rasamu, rasa yang menghimpit di jiwaku...ketika sekejap kutatap kau kecup keningnya dalam sepiku, engkau akan tahu... sembilu mengiris jiwaku....

Bila ini rasamu.... rasa yang memberontak dalam kalbu
ku, ketika aku hanya bisa menatapmu, dan tak mungkin milikimu, engkau akan tahu... enggannya aku hidup...

Bila ini rasamu... rasa yang setia menikam hatiku, ketika rindu menuntut dipenuhi, ketika rindu ingin ditemukan, engkau akan tahu... kupejamkan mata, menahan pedih, menghela nafas yang tersengal dan hanya bisa berbisik pilu... andai kau tahu aku cinta padamu...

Bila ini rasamu, ... rasa yang setia mencintaimu, maka engkau akan tahu...setiap doa dari bibirku hanyalah untuk bahagiamu......

Bila rasa ini rasamu.... engkau akan tahu... seluruh jiwa raga rela kukurbankan untukmu... asal engkau tetap hidup dalam pilihanmu.. dan bahagiamu...

Bila rasa ini rasamu..... engkau akan tahu.... hati ini tak mungkin berpaling, meski engkau bukan untukku...

Bila rasa ini rasamu..... engkau akan tahu... tiap air mata darah berubah menjadi untaian mawar doa yang harum mewangi melambung kesurga demi bahagiamu.

Aku datang untuk mencintai mu..
Aku hidup untuk diri mu..
Aku tertawa untuk membahagiakan diri mu..
Aku terjaga untuk menemani mu..

Semua yang ku lakukan hanya untuk mu..
Tiada sedikit pun waktu tiada untuk mu..
Kau yang terindah dalam hidup ku..
Bagai air yang mengalir di sela-sela hidup ku..

Maaf kan aku bila aku mengecewak kan mu..
Hanya ketulusan cinta ku yang bisa aku berikan ke diri mu..
Dan tak banyak kata yang terungkap dari bibir ku..
Dan yang aku tau kau yang aku cintai

Ku hanya ungkap kan arti untuk mu..
yang berharap kau selalu jaga cintaku ini..
untuk selamanya dan sampai akhir hayat ini..
Aku sangat mencintai mu..

I LOVE YOU.................................
Ya, aku memang mencintaimu
Aku memang menyayangimu
Namun, haruskah kamu pura-pura mencintaiku juga?
Haruskah kamu menyakitiku tuk membalas rasa ini?
Aku tak pernah memaksamu tuk mencintaiku juga
Aku tak pernah memintamu tuk memiliki rasa yg sama.
Kamu tak perlu membohongi aku dan perasaanmu
Yang aku ingin bukanlah kamu tuk disampingku selalu.
Aku hanya ingin melihatmu mencintai seseorang dgn tulus meski bukan aku orang yang kamu cintai.

Aku tak ingin mengungkapkannya.
Aku tak ingin mengatakannya.
Karena ku tau, dia telah mencintainya.
Ku tau dia lebih membutuhkannya.
Jika suatu saat nanti dia telah bahagia bersamanya untuk selamanya,
aku akan merelakan kepergiannya.
Karna ku tau, aku lebih bahagia melihat dia tersenyum, meski bukan aku alasan dibaliknya...


hati ini mulai lelah untuk mencintaimu
jiwa ini ta' sanggup lg untuk melihat kau dngn'a
andai kau bisa merasakan apa yg saat ini aku rasakan
aku terluka.....
mungkin kau memang ta prnah menganggapku ada
tp sesekali aku ingn tau btapa sakit hatiku karna harus menahan perih'a hati ini karna harus mncintaimu
sampai kapan aku harus menunggumu untuk mencintaiku
mungkin itu hanya sbuah mimpi yg takan prnah terwujud...

ARTI SEBUAH SENYUMAN'

aku menghargai hidupku dengan caraku ..
Aku memaknai hari itu juga dengan caraku ..
dan tiba2 kamu datang mengubah caraku menjadi caramu , tapi aku senang dengan perubahan itu oleh mu ..
Tapi sayangnya perubahan itu tak kan selamanya bisa , karena kamu telah pergi dengan bangga dari permainanmu ..
Aku bodoh itu lah yang ku tau ..
Percaya dengan mu sampai sejauh ini ..
Apa ??
Siapa ??
Kenapa ??

Tanda tanya pun terus jadi hantu yang gentayangi ku ..
Senyum , senyum , & selalu tersenyum meski luka yang dalam di hati ini ..


Hati yang terlukai

Q tak mampu membohongi diri ini
Betapa sakit hati ini kau perlakukan ku seperti ini
Kau beri ku harapan yg t’lalu tinggi
Sehingga membuatku tenggelam dalam harapan itu
Namun apa yang kini akhirnya kau berikan padaku
Sebuah luka yang menggores hatiku
Kenapa tak kau katakan sejak awal
Padahal ku tlah sering menanyakan
Jika hati memang tak bisa memiliki
Kenapa baru sekarang kau katakan
Saat rasa ini tlah begitu dalam untukmu
Saat harapan begitu besar padamu
Q tau memang cinta tak dapat dipaksakan
Hanya saja,,,
Seandainya kau katakan hal itu sejak awal
Tentu ku kan segera berhenti
Sebelum ku melangkah lebih jauh lagi
Dan luka hati yang timbul takkan sedalam ini
Karna ku bukan orang yang mudah tuk jatuh hati
Pa lagi tuk melupakan orang yg ku sayangi
Itu lebih sulit lagi....


Kembali teringat saat itu
Semua terasa indah walau
Terkadang saling menyakiti
Kisah yang bahkan terlalu menyakitkan bila terjadi
Meski kini kembali terindukan kisah kita
Hanya bisa tersenyum dalam duka
Saat "kamu" yang kusiakan, kini kusayang
T'lah berlabuh pada hati seseorang

Dan di saat aku rapuh, yang aku butuh hanya seseorang yang mampu membuatku tersenyum.
Kembali bangkit dari luka yg telah membuat ku terjatuh.
Yang aku ingin hanyalah seseorang yg menerimaku apa adanya.
Bukan hanya sekedar menghibur.
Namun ia yang slalu ada di saat aku butuhkan.
Ia yang slalu memberi semangat, di saat ku mulai putus asa.
Hati ini, jiwa ini, terasa bosan harus pura pura bertahan. Bibir ini, terasa lelah harus menyembunyikan air mata yang sesungguhnya ingin terjatuh. Aku ada, bukan untuk di sakiti. Bukan untuk di khianati. Kasih sayang. Ya, yg aku butuh hanyalah kasih sayang yang tulus dari seseorang yang mampu menerima aku apa adanya



Hancur hati ini,
Rapuh raga ini, ketika kau pergi meninggalkanku.
Pergi meninggalkan berjuta luka dan kenangan yang masih terasa di hati ini.
Dan kini waktu terus berjalan.
Detik demi detik berlalu dengan cepat.
Hingga akhirnya aku menemukan penggantimu
Dia yg lebih bisa membuatku kembali bangkit, setelah kau membuatku terpuruk dengan kepergianmu.
Dan sekarang, kau kembali membawa berjuta rasa penyesalan. Aku tau, kita tak mungkin kembali bersama.
Maaf, luka yg kau beri, kini telah terobati dengan kehadiran dirinya...

Aku tau kamu tak pernah melihatku
Aku tau kamu tak pernah merasakan keberadaanku
Aku tau kamu tak pernah menyadari, bahwa aku disini diam-diam mencintai bahkan menyayangimu
Aku tau, aku hanyalah manusia biasa dibandingkan mereka di sekelilingmu
Aku tau, mungkin kamu tak pernah menganggapku
Namun aku disini tak pernah berhenti berharap,
agar suatu saat kamu akan merasakan perasaanku saat ini...


Ya, aku tau ini bukan harapan kosong.
Aku tau, kamu tak pernah memberiku harapan palsu.
Aku sadar, bahwa aku hanya manusia bodoh yang menaruh beribu harapanku tuk bersamamu.
Aku tau kamu tak salah,
Aku paham kamu tak berniat sedikitpun menyakitiku.
Aku ingin kau tau,
di setiap kamu memberiku perhatian lebih, aku malah berfikir kau mencintaiku! Walau sesungguhnya ku tau, kamu melakukan hal itu pada setiap wanita....



Aku tak pernah membencimu. Hanya saja, aku mulai kehilangan alasan tuk tetap mencintaimu.
Sikapmu yang telah membuat semuanya berubah
Kebohonganmu yang telah membuat rasa ini hilang dengan sekejap.
Kau datang disaat aku telah menemukan penggantimu
Kau datang ketika ku mulai melupakanmu
Maaf, hati ini tak cukup mampu menerimamu, melihat semua kepedihan yang aku rasakan ketika bersamamu...


Ya, ku tau kebahagiaanmu bukan ada padaku. Ku tau bukan aku yang dapat mengerti kamu. Ku tau aku lebih baik melihatmu tersenyum meski bukan aku alasan di balik senyummu.
Namun seandainya kau tau,
aku tak bisa membohongi perasaanku ini.
Aku tak bisa menutupi kepedihan yang tampak di wajah ini ketika ku lihat kamu bersamanya.
Aku hanya ingin kamu tersenyum meski hati ini harus pura pura bertahan menghadapinya...

Ketulusan hati tak dapat diukur.
Tak perlu kau tanyakan seberapa besar aku mencintaimu.
Karena aku tulus mencintaimu apa adanya.
Sekiranya aku tak mengerti cinta yang sebenarnya, setidaknya aku bisa merasakannya.
Maaf bila kau meragu akanku.
Kan ku sirnakan ragumu dengan tulus cintaku.

Mulai mengerti tentang arti suatu ketulusan..
Meski menyakitkan namun tetap menuju pada kedewasaan..
Saat keinginan hati ingin memiliki, tak terealisasi akan keadaan..
Harusnya dapat merasakan, sebisa mungkin tuk hilangkan..
Walau rela kutak harapkan, sukar hati tuk cinta yang akan datang..
Karena rasa ini tertutup olehmu dan selalu terbayang..
Seorang yang kusayang yang berat hati kulupakan..


Tak cukupkah aku menderita?
Aku tak mau terus begini!
Tak terakui dan dipandang sebelah mata.
Bisakah kau lihat aku?
Yang selalu menangisi arogansimu padaku.
Kemanakah sekelumit janji yang kau tawarkan dulu?
Di bawah naungan bernama cinta, kau menghiasnya dengan intan permata.
Namun hanya mampu bersinar sementara!
Mengertikah dirimu isi hatiku?


mengagumi tanpa dikenali
mencitai tanpa diketahui
mungkin lebih baik rasa ini terus tersimpan
meski kau mendengar tak mungkin kau hiraukan
jika mencintamu hanyalah suatu kesalahan
lebih baik ku tak pernah benar
meski kenyataan sangat menyakitkan..



Kau takkan pernah mengerti, dan merasakan betapa hancurnya jiwa ini, betapa rapuhnya raga ini, bila harus hidup tanpamu.
Kau takkan pernah tau, betapa sulitnya aku melangkahkan kakiku, ketika ku harus berjalan, sendiri tanpa kamu disisiku.
Kau takkan pernah mendengar, hati ini selalu menjerit, memanggil namamu ketika ku rindukan dirimu.
Kau takkan pernah melihat, seberapa banyak tetesan air mata ini ketika kau pergi dari hidupku
Dimana semua kasih sayang tulus yang pernah kau beri hanya untukku?
Dimana kamu yang selalu menyayangi dan mencintaiku?
Sayang, aku tau kau lebih bahagia bersamanya,
Aku tau aku tak cukup pantas tuk bersamamu, namun aku takkan rela, jika harus kehilangan dirimu:(



Ketika kau hadir, tak tampak sedikitpun bayangmu.
Sejauh apa aku mengenalmu?

Saat kau bicara padaku, tak kuingat satupun kata katamu.
Seperti apakah aku memandangmu?

Jatuh bangun dirimu mengejarku, aku tak merasakan apapun.
Sebesar apa rasa pekaku?

Namun, saat kau pergi..
Airmataku tak dapat berhenti mengalir.
Meredam isak dalam pahitnya ketidakpastian.
Tak rela ditinggal pergi.
Lebih pantas disebut apa perasaan ini?
Egoku membutakan hati.



Aku mengenalmu tanpa sengaja.
Mencoba akrab denganmu, Menjalani persahabatan yang
indah, saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.
Hingga akhirnya ada sesuatu di antara kita.
Rasa yang tak pernah ku duga. Cinta yang akhirnya memutuskan, bahwa aku dan kamu harus bersatu.
Namun luka yang kini menghampiriku. Saat kamu bertemu dengannya.
Kamu yang dulu selalu berada di sisiku, kini pergi entah kemana.
Kini, tak ada lagi persahabatan dan cinta diantara kita.
Hanya luka dan air mata yang setia menemaniku di saat aku membutuhkanmu:')


Tuhan,
Aku tau dia tidak ditakdirkan bersamaku, Aku paham dia tidak diciptakan untukku, aku mengerti dia bukanlah bagian rusuk yang menciptakan aku.
Tapi Tuhan,
Berikanlah dia seseorang yang indah untuk ditakdirkan bersamanya
Kirimkanlah bidadariMu untuk menemani hidupnya.
Tuhan,
Kau tau? Aku cukup bahagia bila di tersenyum..
Meski bukan aku alasan di balik semuanya


Kamu adalah jawaban bagi semua mimpi mimpiku,
Dan kamu adalah alasan di balik semua tangisku
Kau yang selalu ku inginkan, aku harapkan dan aku rindukan.
Mengapa kau pilih cinta yang lain? Aku di sini tak pernah lelah tuk mengejarmu
Aku di sini tak pernah berhenti tuk mencintaimu, walau kau slalu menyakitiku.
Selalu teringat semua cerita antara aku dan kamu.
Canda, tawa selalu menghiasi perjalanan cinta kita. Namun kini, semua telah berlalu. Dan kini, hanya kenangan yang mampu membuatku tersenyum di balik semua tangisku. Aku ingin kamu kembali, aku ingin semua kembali. Di saat aku dan kamu bersama selalu:'(

Kamu lah sempurna-ku.
Kamu tau kita saling membutuhkan.

Kamu bisa jadi pena untuk lembar hidupku.
Kamu bisa jadi penunjuk bagi langkahku.
Kamu lah warna dalam putih ku.

Kamu, satu yang ku mau.
Semoga aku yang kau mau.
Kamu dan aku, Kita sempurna.

And you're the one I wanna marry.


Kamu tak perlu mencarinya
Kamu tak perlu menunggunya
Percayalah, aku disini selalu ada untukmu
Menemanimu di saat kamu merasa kesepian
Walau aku hanya bisa melihatmu, menjagamu dari kejauhan
Mungkin aku tidaklah sempurna.
Sesempurna dirinya.
Namun bagiku, cinta ini cukup mampu mengalahkan cintanya
Mungkin kamu tak pernah memandangku,
tak pernah pedulikan aku.
Namun, apa kau tau? Diam diam aku mencintaimu dengan tulus dan seringkali aku menangis melihatmu yang tak pernah bisa membalas rasa ini
Berjuta harapan dan impian yang menghasutku tuk tetap mencintaimu, membuat hati ini terasa perih.
Perih karna luka yang kau torehkan.
Aku ingin kamu tau,
di balik semua senyum yang aku berikan pada semua, nyatanya aku hanya menutupi luka hati yang ada..



Terima kasih atas pelajaran yang kau beri selama ini.
Karena kamu, aku tau arti setia.
Karena kamu, aku tau apa itu cinta.
Karena kamu, aku tau rasanya rindu.
Karena kamu, aku tau betapa lelahnya menanti cinta berbalas.
Karena kamu, aku tau rasanya sakit jatuh ke pelukan cinta.
Karena kamu, aku tau manis, pahit mencinta.
Karena kamu, aku tau sebelah tangan ini tak akan pernah bisa bertepuk.
Karena kamu, cinta-ku bagai pohon di musim gugur, yang menunggu waktu mati.



Menangisi kepergianmu, adalah hal terbodoh yang sering kali ku lakukan
Entah sampai kapan aku harus menanggung semua dan pura pura bertahan melihatmu pergi bersama cintanya
Taukah kamu? Aku menangis ketika kamu tengah tertawa bahagia bersamanya
Air mata ini selalu menemaniku di saat aku mengingat akan semua kasih sayang tulus yang dulu pernah kau beri hanya untukku
Semua perhatianmu, kini telah kau beri kepadanya
Aku tak tau alasan apa yang membuatmu begitu cepat meninggalkanku
Pergi dan memilih tuk mencintai dirinya
Mungkin aku hanyalah manusia bodoh, yang selalu mengharapkan hal yang tak mungkin terulang kembali
Sayang, aku rindu akan perhatianmu untukku, kasih sayangmu untukku dan aku rindu semua kenangan tentang kita..


Senyummu, candu bagiku.
Semangatmu, semangat bagiku.
Namun semua telah berlalu.
Menghilang di balik waktu.

Ingatkah kau akan janjimu?
"Aku janji akan selalu buat kamu bahagia".
Apa ini yang namanya bahagia?
Apa airmata ini yang kau sebut bahagia??

"ini yang terbaik"
katamu ini yang terbaik? Lantas, mengapa ada tangis setelah perpisahan?


Aku selalu menantimu
mengharapkanmu untuk disini menemaniku.
Aku memang mencintaimu tapi bukan berarti aku ingin kamu menjadi miliku. Aku hanya tak menemukan alasan untuk tidak mencintaimu
aku selalu berharap semua yang kau katakan, akan berakhir Indah..
Kau seolah memberikan harapan itu kepadaku.
Namun kini baru ku sadari, harapan yang kau berikan hanyalah Harapan Kosong! Begitu cepatnya kamu meninggalkanku pergi.
Pergi tanpa alasan yang pasti..
Aku selalu berusaha menutupi luka yang ada. Namun, aku tak mampu tuk melupakanmu. Kau tau sayang? Lebih baik tidak mengenalmu daripada harus melupakanmu!
Kau datang menghampiri hidupku. Dan kau mengubah segalanya. Hancur, sakit hati ini karenamu! Hatiku memang telah hancur berkeping-keping karenamu. Tapi faktanya aku masih tetap mencintaimu dengan setiap keping yang ada:')



Kenangan manis tlah tercipta diantara kita.
Bersatu padu menjalin cerita.
Melalui suka duka bersama. Mengikat erat rasa satu di dada.

Tak pernah kubayangkan kita kan berpisah satu hari nanti.
Melewati hari demi hari sendiri-sendiri.
Mengenang yang telah kita ukir di masa lalu.
Tanpa kamu disampingku dan tanpa aku disampingmu.
Terbentang jarak dan waktu memisahkan kita.
Menjadikan segalanya tak lagi sama.


Awalnya kita tak saling kenal, menjadi teman, kemudian lebih dari sekedar berteman. Merasa bahagia dan melihat hidup lebih indah.
Lalu apa kelanjutan dari siklus ini?

Ya, pada akhirnya kita akan saling menyakiti. Secara tak sadar membodohi diri sendiri. Mulai menjauh dan semakin menjauh dengan berbagai alasan. Hidup serasa menyebalkan saat bersamanya. Menjadikan kita seperti musuh tak berkesudahan. Menjadi tidak saling mengenal. Kembali ke awal.

Mungkinkah kebahagiaan merupakan kesedihan yang tertunda?
Mungkinkah sayang merupakan benci yang tertunda?
Sungguh pelik pikiranku.


Dalam kisah kini, kau terus menghantui dalam mimpi mimpi.
Setiap kali aku memikirkanmu, aku takut akan merengkuhmu.
Aku terlalu takut berkhayal tentangmu, aku takut akan mencandu tentangmu.
Aku takut jatuh, dan hatiku terserak.
Dengan siapakah aku kan menatanya kembali nanti? Aku hanya mengharapkan dirimu.
Namun aku bukan lumut yang mampu menaklukan batu sekeras apapun.
Kau adalah bunga yang tak terjangkau olehku.


Kamu tak perlu tahu berapa banyak air mata ku yang telah
jatuh untukmu. Kamu takkan pernah menyadari Betapa aku merasa nelangsa dalam setiap
malam-malamku karena khayalku
tentang dirimu. aku tidak bisa hidup tanpa senyummu, namun
aku pun tahu bahwa
sesungguhnya kamu bukanlah tercipta untukku. Aku terluka begitu sebuah
pikiran menelusup dalam benakku, bahwa kamu, yang sering membuatku tersenyum ternyata
sering pula membuatku menangis.
kau tahu? mencintaimu memang
membuat hatiku terasa perih.
perih karena orang yang kucintai
tidak pernah bisa melihat betapa
dalamnya cintaku, dan justru memilih pergi bersama yang lain.
tapi kamu akan tahu satu hal, ketika
dia meninggalkanmu, maka akulah orang pertama yang hadir
untuk menghapus air matamu..


Mungkin bagimu, tak sulit tuk melupakanku.
Sangat mudah tuk mencari penggantiku. Namun bagiku, semua kenangan ketika kita bersamamu membuatku benci harus melupakanmu!
Aku tak ingin kamu mengakhiri semua ini! Sayang, aku hanya ingin bersamamu! Mengapa kau tega meninggalkan aku? Mengapa kau ingkari semua janji setiamu?
Hati ini tak mampu tuk menerima semua kenyataan ini. Raga ini tak sanggup menjalani hidup tanpamu.
Yang aku ingin, hanya kamu. Kamu slalu berada di sisiku. Kamu selalu menemani di setiap malam mimpi indahku:'(


tuhan, ku ingin seperti mereka. Tak ada luka dan air mata.
Ku ingin seperti dia. Yang bisa merasakan indahnya dicintai olehnya.
Atas nama cinta, telah ku relakan kepergianya. Walau telah ia goreskan hati ini. Walau telah ia torehkan kepedihan di hidup ini.
Maafkan aku Tuhan. Ku tau aku bukanlah siapa siapa untuknya. Aku hanya ingin dia mencintaiku sepenuhnya.
Aku ingin melupakanya, Namun hati ini tak sanggup tuk hidup tanpa dirinya.
Tuhan, jika ia engkau takdirkan tuk bersamaku, bantu aku agar ia dapat mencintaiku dengan utuh.
Jika ia ditakdirkan tuk bersamanya, bantu aku tuk melepaskanya:'(



Setiap ku melihatmu,
hati ini selalu memanggil namamu
Aku tak sanggup tuk mengungkapkan semua isi hati ku
Seandainya saja kau tau, hati ini begitu sakit melihatmu bersamanya
Aku selalu mencoba bertahan. Berpura-pura tersenyum tuk menutupi luka yang ada.
Walaupun banyak yang mencoba menghampiriku, namun entah mengapa pada akhirnya harus kamu!
Apakah kamu dapat mendengar itu?
Saat ku terlelap saat tidur, aku selalu bermimpi tentangmu.
Aku tak tau, bagaimana cara ku tuk mendekatimu
Namun, aku selalu melihatmu dari kejauhan
Sayang, ku tau kamu tak tau betapa dalamnya cinta ini. Namun, aku mencintaimu Lebih dari yang kau tau:')


Ada sepucuk rindu yg masih kugenggam dalam kalbu. Aku tak tahu kepada siapakah seharusnya rindu ini tercurahkan?
Segenggam pilu nan melekat dalam dada adlh segenap tawaku yg terkubur oleh jejak senyummu. Senyummu : bahagia yang semu.
Aku tahu, aku bukanlah orang yang penting bagimu. Aku tahu, senyum indahmu tak pernah ditakdirkan untukku. Aku pun tahu, separuh hatimu takkan mungkin terbagi untukku. Tapi, aku mohon dengan sangat. Kenanglah aku dikala kau akan bersamanya nanti. Dikala kau benar-benar pergi dari hadapku dan hidupku.
Rindu ini adl serpihan jiwa yg lapuk termakan zaman. Rindu ini mampu bawaku ke ujung nirwana, tempatku memuja senyummu.
Bukan hanya kepada sembarang hati aku mengucap janji. Janji yang sempat terucap di antara kita. Janji yang telah dihancurkan oleh seonggok batu keras di hatimu. Aku tak mengerti tentang dirimu, diriku dan juga dirinya. Aku tak mengerti tentang semua ini. Yang aku rasakan saat ini : Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.
Sbetulnya tak prlu lg kau tnyakan tentang keadaanku! Yg ada ak hanya semakin terluka ditikam o/ senyummu yg bukan utkku.
Aku letih, aku lelah.. aku t'lah coba menghiasi dan menguasai hatimu, tapi aku tak pernah bisa. Kumohon mengertilah rasaku yg sangat membara kepadamu. Baiklah, Aku akan terus di sini, merenungi cinta yang terlantar ini, sampai sayapku rapuh ditelan kebimbangan malam.
Jatuh cinta awalnya begitu indah, namun mengapa terkadang hanya berakhir dengan kecupan derita? mengapa oh mengapa?
Di indahnya mlm ini, ku berdo'a smoga kau slalu baik2 saja di sana. Jagalah dirimu, seperti kau menjaga cintamu yg baru.
Jika kau letih menghadapi kejamnya dunia, bersandarlah di pundakku, 'kan kurangkul hatimu,& kuselimuti hatimu dg cintaku
Melihat senyummu membuatku terpana, betapa hebat ciptaan-Nya. Akankah senyummu menjadi pengisi jiwa di hatiku yg kosong?
Oh Tuhan, bgmna jika nanti aku sngt mrindukannya? Sedangkan dia tak ada di sisi, apalagi aku tak pernah ada di hatinya..
Bahkan kabarnya pun aku tak tahu. Ya Tuhan, semoga dia baik2 saja di sana. Angin, sampaikanlah salam rinduku kepadanya..
Aku masih menantimu di sini : di sudut hati ini. Sudikah kau kembali kepadaku? Kembalilah, ku inginkan hadirmu di sisi.
Aku tak kuasa 'tuk ungkapkan segenap rasa di dada. Rasa yang kian menyiksa relung jiwa. Apakah itu cinta? Ah, entahlah..
Rindu ini tak dapat terbilang o/ apapun. Bahkan banyaknya bintang di langit itu tak mmpu mengibaratkan kerinduan ini.
Belum memiliki, takut tak bisa memiliki. Giliran udh memiliki, malah takut kehilangan. Uuhh knpa ribet amat ya coy? >_<"
Aku pernah berpikir untuk tak GALAU lagi, lalu aku memutuskan 'tuk membuangnya ke dasar telaga hatiku. Ia sudah pergi dan kuharap tak kembali lagi, namun harapan itu pupus perlahan setelah aku merasakan paradigma di selat matamu, indah dan menakjubkan. Dan akhirnya dirimu mampu buatku GALAU lg krna jatuh cinta, huhu
Bahagiamu adalah bahagiaku, tp mengapa hidupmu bukan hidupku? Ah, tolong Tuhan! Aku tak ingin belajar munafik...
Aku seperti malam-malam yang tabu, sebab pisau-pisau di matamu bagaikan potongan rindu nan mampu memutilasi jiwa2ku.
Rindu itu memaksaku 'tuk jelajahi arung jeram nan berdiang di matamu. Matamu itu, seperti awan senja: lembut dan jingga.
Seperti api,aku mrindukanmu! Membakar nadi,mmbuat hitam hati & keringkan jiwa. Rinduku adlh takut & bimbang yg sejati...


janji manismu kini tinggal untaian kata
Semua yang tlah ku beri, pada akhirnya sia-sia
Dulu kita bersama, menyatukan cinta kita
mengucap janji sehidup semati.
Namun, kau kini pergi meninggalkanku ketika kau bertemu denganya
Semua telah berubah!
Kau yang dulu menjadi kekasihku, tak pernah menganggapku.
Sudahkah kau melupakanku?
Apakah kamu lupa dengan semua janjimu? Sayang, aku rela kamu bahagia bersamanya.
Tapi, aku tidak pernah rela jika kamu mencampakkan ku:'(


Merindukanmu adalah satu2nya kata yang dapat menggambarkan rasa ini
Dan semuanya dimulai sejak aku kehilanganmu.
Ketika waktu membawakan pilihan lain untukku,
langkahku masih terbelit oleh ingatan tentangmu.
Kasih sayang yg seluruhnya milikku pun harus terbagi.

Kini aku menyadari bahwa semua sudah berganti. Dan yg bisa ku lakukan hanyalah menghadapi.
Semua yang telah berlalu, takkan mungkin bisa kembali.
Apa yg kupikir lenyap. Nyatanya tertutup emosi. Butuh waktu belajar, tuk mencintai lagi:') -


Aku belajar untuk mencintaimu
belajar untuk memahamimu
dan belajar untuk setia padamu..
Tapi, kini aku mulai belajar tuk
melupakanmu.
Dan aku mulai belajar untuk
membencimu
karena kini kau pergi
meninggalkanku.
Terimakasih karna kau tlah
mengajarkanku arti Cinta
sesungguhnya :')


Sesaat, angin tak berhembus.
Sesaat, air tak mengalir
Sesaat, waktu terhenti
Sesaat, tanganku mati rasa
10 kali kuartir akhir
100 kali bintang tenggelam
1000 kali mentari hilang
10000 kali air mata mengalir deras
anginlah yang tahu
airlah yang tahu
waktulah yang tahu
darahku terhenti
1 detik, 1 menit, 1 jam
1 hari, 1 minggu, 1 bulan
1 tahun hingga 1 abad
waktu ini tiada kan ada yang menghentikan
rasaku ini bukanlah rasa
ini pertanda
bahwa akulah untukmu



Kau bagaikan angin yang menemaniku berjalan
Kau bagaikan lilin yang mengingatkanku di kegelapan
Kau bagaikan bayangan diri yang selalu mengikuti
Sayang ini, cinta ini dan rindu ini
Kupendam dalam emosi diri
Bertengger di dalam hati
Aku merasa tidak pantas bagimu
Aku merasa bukanlah untukmu
Aku merasa mustahil didekatmu
Sayang ini, cinta ini dan rindu ini
Kupendam lagi dalam asa diri
Hingga menjadi melodi tanpa suara di hati


Masih ku ingat saat kita bersama,
Saat dulu kau masih mencintaiku, menyayangiku, dan merindukanku.
Kau selalu membuatku tersenyum, saat dunia membuatku menangis
Namun kini, semua tinggal kenangan
Kenangan cerita cinta kita, yang tak mungkin musnah di memori ingatanku
Kau telah pergi, sulit ku raih dengan jemari tanganku
Kau telah menghempaskan semua cinta dan kasih sayang yang kau beri hanya untukku!
Kau tau sayang?
Aku ingin kamu kembali padaku.
Aku ingin mengulang semua cerita cinta yang dulu pernah terjadi:'(


Begitu banyak air mataku yang telah
tertetes untukmu. Betapa aku
merasa nelangsa dalam setiap
malam-malamku karena khayalku
tentang dirimu.
Aku tidak bisa
hidup tanpa senyummu, namun
aku pun tahu bahwa
sesungguhnya kau bukanlah
tercipta untukku
Dan kini bisa kau lihat betapa
ironisnya hidupku. aku terluka,
Aku terluka begitu sebuah
pikiran menelusup dalam
benakku, bahwa kau, yang sering
membuatku tersenyum ternyata
sering pula membuatku
menangis.
kau tahu, mencintaimu memang
membuat hatiku terasa pedih.
perih karena orang yang kucintai
tidak pernah bisa melihat betapa
dalamnya cintaku, dan justru
memilih pergi bersama yang lain.
tapi kau akan tahu satu hal, ketika
dia meninggalkanmu, maka
akulah orang pertama yang hadir
untuk menghapus air matamu:')



Mungkin hanya sekejap saja, kita tertawa bersama, menikmati indahnya cinta yang kita persatukan
Dahulu, kau mencintaiku
Dan kau selalu merindukan diriku.
Namun sekarang, entah dimana rasa cinta mu yang dulu!
Kau telah pergi meninggalkanku, ketika ku merindukan dirimu
Kau tau, sayang
tak terhitung seberapa banyak luka yang kau torehkan hingga ku tak sanggup menahan semuanya.
Kau telah pergi
Kau telah meninggalkan diriku,
Aku tak tau apa yang harus ku lakukan.
Mengapa kau pergi di saatku membutuhkanmu?
Dimana janji manismu yang kau ucapkan ketika kau masih bersamaku?
Kini ku hanya bisa menghitung waktu.
Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya:'(


Inikah caramu membalas rasa cintaku?
Haruskah kau menyakitiku?
Tak pernahkah kau sadari air mataku?
Air mata yang selalu membasahi pipi ini ketika ku rindukan dirimu
Aku ingin kamu kembali tuk bersamaku!
Aku rindu caramu menyayangiku
Aku rindu semua kata kata indah yang kau beri hanya untukku
Namun sekarang, dimana kamu yang dulu?
Kamu telah melupakan semuanya
Kamu telah pergi dari kehidupanku
Aku sangat berharap, kau kan pergi untuk kembali padaku



Tuhan, jika aku memang tidak pantas untuk menjadi miliknya
tolong bantu aku untuk melupakanya.
Jika aku memang tidak layak untuk mencintainya
tolong bantu aku untuk berhenti mencintainya.
Jika dia memang sudah mencintai orang lain
tolong bantu aku untuk menjauhinya.
Tapi, jika dia Engkau izinkan untuk bersamaku,
tolong bantu aku agar dia mencintaiku apa adanya.

Memang sangat mustahil bagiku untuk menjadi miliknya.
Tapi, aku sangat berharap suatu saat dia tau dan merasakan perasaanku saat ini.

Banyak sekali kata yang ingin ku katakan setiap kali ku melihatmu,
tapi entah mengapa, aku diam seribu bahasa ketika didekatmu.

Aku tetap tersenyum, walau sebenarnya ingin menangis.
Aku tetap tertawa walau sebenarnya sakit yang kurasa.
Aku tetap berdiri walau sebenarnya sudah rapuh.
Aku tetap ada walau sebenarnya sudah ingin pergi dari semua ini :'C



Ingin ku raih mimpi mimpiku tuk bersamamu,
Ingin ku lupakan semua angan tentangmu,
Ingin ku menikmati sisa hidupku bersamamu.
Namun, apa daya yang harus ku lakukan?
Aku telah berusaha meyakinimu, bahwa hanya kamu yang ada di hatiku
Namun, kau lebih memilih tuk pergi bersamanya
Aku rela kau tak mencintaiku,
Aku rela kau hiraukan ku
Namun, izinkanlah aku memelukmu walau hanya sekejap saja,
Izinkanlah aku menggenggam tanganmu walau hanya lewat mimpi
Selamat tinggal kasih,
Kini biarkan aku pergi menjauh dari mu tuk membuka lembaran baru:')


Berakhirlah semua kebahagiaanku
Saat kau datang kembali dalam hidupku
Saat ku mampu melupakan semua
Semua yang pernah terjadi
Ku ingin melupakannya
Ku ingin kau pergi
Tak kan pernah kembali lagi
Tak kan pernah muncul lagi
Dalam hidupku, dalam otakku, dalam pikiranku
Apa kau tahu?
Selama ini saat kau pergi
Ku menggila
Karena dirimu
Ku ingin kau rasakan
Apa yang dulu kurasakan
Ku hanya ingin kau tahu
Ku ingin kau mengerti
Lelah hati ini
Saat mendengar namamu
Saat melihat sifatmu
Yang tak pernah bisa berhenti tuk menyakitiku:'(




Selalu ku coba tuk menghapus semua angan tentangmu,
Namun hati ini tak mampu
Selalu ku coba tuk berhenti memikirkanmu
Namun, sakit yang ku rasa
Kau tau, aku tak pernah menjauh darimu
Hanya saja, aku merasa kau tak lagi membutuhkan ku
Harapanku kini telah sirna
Tak ada lagi kamu yang dulu
Tak ada lagi semua kasih sayang dan perhatianmu
Tak ada lagi hal yang dapat kulakukan selain menangis karenamu
Kini kau telah pergi meninggalkanku
Namun luka dan kenangan kita,
takkan pernah ku lupakan:')



Tuhan,
Mengapa ia pergi meninggalkanku?
Mengapa dia tak pernah mencintaiku?
Akankah ia menjadi milikku?
Tuhan,
Ia adalah harapanku,
Ia adalah mimpiku,
Tak pernahkah dia menyadari air mata ku?
Air mata yang selalu terjatuh ketika ku ingat dirinya
Dia yang ku cintai, kini telah mencintai dirinya
Tuhan,
ku tau kau tak pernah terlelap
Namun, mengapa kau biarkan ia menyakitiku?
Haruskah aku bertahan dengan semua ini?
Akankah ada jawaban di setiap tanya ku?
Kini ku hanya bisa berharap, bermimpi, dan menanti dirinya tuk dapat mencintaiku:'(



Kepergianmu adalah hal yang benar benar membuatku terjatuh
Selalu ku berharap, kau kan datang tuk kembali bersamaku
Namun, kau malah pergi bersamanya
Kini ku hanya sanggup menatap kepergianmu
Air mata ini seolah menjadi saksi bisu ketika ku merasakan sakitnya hati ini
Kau takkan pernah merasakan,
hatiku tak mampu menahan semua ini
Dimana dirimu yang dulu?
Genggaman tanganmu masih terasa di sela sela jari ini
Masih ku ingat,
semua janji manis mu yang kini tlah kau ingkari:'(


Senyum adalah tangisku
Tangis adalah luka ku
Indah dunia tak terasa oleh derita.
Luka hati selalu mengikutiku..
Tuhan ku ingin seperti mereka
Tak ada air mata terjatuh lagi
Semua ku serahkan kepadamu
Jalan terbaik pasti untukku..
Ingin ku raih cahaya
Ingin semua berbeda
Mungkin ini yang terbaik dalam hidupku
Semua bukanlah yang aku mau..
Tuhan..
Ku ingin seperti mereka
Tak ada luka, tak ada derita
Tapi aku hanya manusia yang hanya meminta
Kau yang menentukannya..


Dan kini, waktu terasa semakin berlalu
Meninggalkan semua kenangan indah ketika kita bersama
Seandainya ku bisa mengulang waktu,
Aku ingin seperti dulu
Saat-saat dimana kita bersama, tertawa bersama.
Dan ketika kau melangkahkan kakimu, tuk pergi meninggalkanku,
ingin rasanya ku menghentikan waktu.
Agar kita tak pernah berpisah
Kini, waktu tlah memisahkan kita
Hanya tangis dan airmata yang menemaniku di saat ku merindukanmu:')


Detik demi Detik, berlalu begitu cepatnya
Namun hingga kini,
aku masih belum bisa tuk melupakanmu
Tak terhitung seberapa banyak waktu yang ku buang sia sia hanya untuk menunggumu
Tau kah kamu?
Terkadang, aku menangis diam-diam melihatmu bahagia bersamanya!
Namun aku selalu mencoba tegar, agar ku dapat bertahan
Dapatkah kau mendengar itu?
Hati ini tak mampu tuk membencimu! Walau kau selalu campakkan aku
Kini, aku hanya bisa berharap, Waktu kan jawab semua:'(



Aku rela, kau selalu campakkan aku
Aku rela, kau selalu acuhkan aku
Aku rela bersedia menjagamu,
walau kau tak pernah membutuhkanku
Namun,
Genggamlah tanganku,
ketika kau mulai ragu
Genggamlah tanganku,
ketika semua orang menjauhimu
Genggamlah tanganku,
ketika kau mulai meneteskan air matamu.
Percayalah,
aku akan selalu mencintaimu walau kau selalu menyakitiku
Aku akan selalu merindukanmu,
walau kau slalu merindukan dirinya:'(


Di saat ku memejamkan mataku,
Aku selalu bermimpi kau datang kembali, tuk bersamaku
Aku berharap,
takkan terbangun dari setiap mimpi indahku ini
Namun,
ketika ku terbangun dari tidurku,
Kau tlah pergi meninggalkanku
Kau tlah mencintai dirinya
Betapa bodohnya aku,
mengharapkanmu yang tak mungkin kembali disisiku
Dan takkan pernah bisa tuk mencintaiku
Aku selalu berharap,
Semua mimpi mimpiku kan jadi kenyataan
walau ku tau, kau tlah mencintai dirinya:'(


Ku tau,
hati ini tak cukup pantas tuk memilikimu
hati ini tak mampu membuatmu tersenyum
Namun,
tak pernahkah setidaknya kau menyadari?
Bahwa aku tak pernah lelah tuk mengejarmu
aku tak pernah berhenti mencintaimu
aku selalu mencoba tegar,
walau sesungguhnya aku tak mampu
Ku tau, dia lebih bisa membuatmu bahagia
dan hanya dia yang kamu cinta,
Tapi percayalah,
aku akan tetap mencintaimu dengan sepenuh hatiku,
walau kau slalu menyakitiku:'(


Kepergianmu benar benar membuatku terjatuh
Tak terhitung seberapa banyak tetesan air mataku,
ketika kau pergi meninggalkanku.
Ketika ku memejamkan mataku,
aku slalu berharap kau kan kembali.
Dimana dirimu yang dulu ku cinta?
Tak ingatkah kau dengan semua janjimu?
Kau berjanji akan mencintaiku untuk selamanya!
Namun, kini semua janji janjimu hanya tinggal kenangan.
Kenangan indah tuk di lupakan,
dan terlalu pahit tuk di kenang:'(


Kamu tidak akan pernah mengerti besarnya cinta yang aku miliki untukmu. Aku tidak pernah mengeluh betapa pun sering kamu melukai hatiku.
Tahukah kamu?
Aku menangis diam diam karena perihnya luka yang kau torehkan.
Namun aku mencoba tegar. Karna perih ini mengajariku,
betapa berharganya cintamu.
Hingga aku pun tak cukup pantas tuk mendapatkanya:'(



Terkadang, ku tak tau kemana ku harus pergi
dan kemana ku harus melangkah
Dimana dirimu yang dulu ku cinta?
Mengapa kau pergi? Tak pernahkah kau merasakan sakitnya hati ini?
Aku tak tau harus melakukan apa lagi.
Karna, kau yang slama ini ku cinta, pergi bersama cintanya.
Aku sangat berharap, suatu saat kau akan merasakan sakitnya hati ini ketika ku harus menerima kenyataan bahwa kau lebih mencintainya:'(




( By. Roby darak Telenggen )